Asalamualaikum.
Dulu saya punya kawan ngaji. setelah sekian lama jumpa tahu-tahu dapat kabar dari kawan lain ia sdh jadi ahli pengobatan dirumahnya. meskipun tidak buka praktek tapi banyak orang
mendatanginya, sekedar minta solusi atas problematika kehidupan, entah itu penyakit, hutang, bahkan perjodohan. Ia punya julukan populer, yaitu "Mbah Jo", suatu nama yg identik dengan dukun kejawen. Ia tidak keberatan dengan julukan tsb, bahkan oke-oke saja, bukan MELABELI dirinya sbg USTAD padahal ia adalah santri tulen yg dulunya mengkaji kitab-kitab ulama salaf (yg tidak ada hubungannya dengan kegiatannya skrg), meskipun mungkin lebih banyak ngaji RUWET (turu-ngliwet) seperti saya.
meskipun Mbah Jo dalam dalam teknik "pengobatannya" menggunakan doa-doa yg bersumber dari Qur'an dan Hadits ia tidak pernah menyebut kegiatannya sebagai praktek RUQYAH SYARIAH, tapi NYUWUK.! apakah itu SYIRIK?
pada status terdahulu, saya cerita pengalaman dibekam plus ruqyah oleh seseorang yg menyebut dirinya sbg USTAD, padahal tidak nampak tanda ia mempunya santri yg berguru padanya. saya juga meragukan untuk nahwu shorof tingkat dasar saja apakah ia kuasai. tapi uniknya di kartu namanya tertulis Ustad yg melayani konsultasi agama, selain bekam, ruqyah, dll. AJIB.!
pada status saya kemarin ada yg keberatan; para praktisi ruqyah yg melabeli dirinya ustad saya sebut sebagai dukun. lho, memangnya kenapa? apakah sebutan dukun itu nista, rendahan, sehingga jika menyebut sbg dukun sama dengan melecehkan? dukun itu adalah bahasa mbah-mbah sampean untuk menyebut orang yg berprofesi sbg tukang pengobatan atau disebut THOBIB dalam basaha Arab, bukan ustad.! USTAD dalam bahasa Indonesianya adalah GURU. orang disebut GURU karena ia mengajar dan punya murid. kalau tidak mengajar dan punya murid tapi menekuni bidang pengobatan atau tukang "nyembelih jin" maka ia tidak layak disebut USTAD tapi DUKUN atau THOBIB! faham sampean?
pada pokoknya; dukun, thobib, sinse atau apalah itu tidak ada bedanya, selain hanya beda sesebutan saja. sama seperti sesebutan USTAD, GURU, SUHU, CIK GU, atau apalah pokoknya tukang ngajar dan punya murid.
kalau sampean masih mudah terpukau oleh istilah-istilah, simbol-simbol, tampilan-tampilan luar, itu jadi salah satu pertanda mudah di modusin.
soal tampilan luar yg memukau, ada hadist Nabi yg bisa dijadikan warning:
"Anak-anak muda yang memiliki mimpi yang sangat bodoh", mereka seringkali mengutip ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi, tapi itu semua dipergunakan untuk menyesatkan, atau bahkan untuk mengkafirkan orang-orang yang berada di luar kelompok mereka. Padahal kualitas iman mereka sedikitpun tidak melampaui kerongkongan mereka. Iman mereka benar-benar “dangkal”. Rasulullah mengatakan jika kalian bertemu dengan orang-orang semacam ini maka perangilah mereka. (HR. al-Bukhari).
pertanyaanya: Apakah dukun-dukun wahabi itu mudah melontarkan kata-kata syirik ke orang lain atau tidak?
hati-hati, tidak perlu pamer goblok dengan latah dukun-dukun wahabi merampas dengan semena-mena rajah orang lain dengan alasan menumpas kesyirikan, itu sama artinya sampean menuduh orang memberinya rajah tsb ahli syirik berikut juga ulama-ulama ahli hikmah terdahulu yg menciptakan rajah2 tsb. bisa berbalik tuduhan itu ke sampean. faham?
ini ada hadits nabi yg perlu sampean kawatirkan nyasar ke diri sampean, bukan malah mengkawatirkan orang lain jatuh syirik:
“Sesungguhnya aku tidak takut (khawatir) kalian akan menjadi musyrik (menyekutukan Allah sepeninggalku nanti), akan tetapi aku takut (khawatir) kalian akan berlomba-lomba memperebutkan dunia.” (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad)
wallahu a'lam dan mohon maaf.
Wasito adi